TENYANG CINTA Ubudiyyah Apa itu KESEMPURNAAN RASA CINTA? DAN CINTA KEPADA MALAIKAT
Assyaikh DR Adil Muhammad ibn subaity di Mahad Al Islam Bandung
Guru besar sunnah Univ. Muhammad bin Suud di Riyadh
Penasehat Kementrian KSA
Murid Syaikh bin baz ra. dan Syaikh Utsaimin ra.
diterjemahkan dengan baik o/ Al-Ustadz Ali Basuki
Tauhid ubudiyyah harus diiringi dengan kecintaan kepada Allah
Ibarat tunduknya budak kepada tuannya, yang mana sang budak tak mampu menatap wajah tuannya akibat ketundukan total. Tidak “menampakan” kesalahan nyata didepan Tuannya.
Ini dinamakan “TOTALITAS PENGHAMBAAN”
Kecintaan diiringi dengan totalitas.
Totalitas, kecintaan kepada Allah dan Rasul adalah ubudiyyah adalah kecintaan sepenuhnya.
Doa adalah puncak penghinaan diri hamba dihadapan Allah. Tatkala diucapkan ya Rabb, ya rabb adalah kalimat melas menandakan ada permintaan kepada yang tertinggi.
Maka siapa yang tidak meminta (doa) memelas kepada Allah maka Allah marah kepadanya, yaitu bentuk kesombongan. Beda dengan permintaan kepada mahluk yang akan marah bila terlalu sering kita meminta.
Lihatlah bagaimana nabi Musa mengiba kepada Allah, beliau berdoa dan berdoa kepada Allah.
Nabi daud dikatakan sebaik baik hamba karna beliau selalu meng-iba kembali meminta kepada Allah.
Definisi ibada/ubudiyyah ibnu taimiyyah ra. ibadah adalah sebuah kata perkataan nampak atau tidak nampak.
Segala sesuatu diniatkan untuk Allah sholat dzikir, baca quran, jimak, silaturahim inilah hakekat ubudiyyah.
Membutuhkan dan mengingat Allah segala sesuatu dilakukan dgn ketundukan demikian rutinitas Rasulullah demikian dari bangun tidur.
Sebagaimana kata Rasulullah sholatku, korbanku, hidup dan kematianku untuk Allah
Pesan terakhir Assyaikh :
Menuntut ilmu yg bukan sembarang ini adalah ibadah besar.
Tidak taklim maka penghambaan kepada Allah akan terjadi kesalahan.
Maka bersyukurlah dalam kondisi dalam seperti ini
Kata Rasulullah:
Berilmulah kalian, karena
adalah afdhal tanpa sandingan.
Imam ahmad mencari ilmu agama tidak bisa disanding dengan haji, puasa, jihad ibadah2 asalkan niatnya benar karena mencari ilmu agama adalah jihad dijalan Allah.
Pertanyaan 1 :
Kesempurnaan rasa cinta itu apa?
Rasa cinta paling tinggi yang tak ada ketinggian diatasnya.
Kecintaan ini tidak didahulukan untuk cinta ini kepada anak, istri, suami dan kepada Rasulullah.
Cinta kepada Rasulullah hanya ditunjukan dengan “meneladani” Rasulullah.
Hati ini bergantung kepada Allah itu kesempuraan cinta…
Pertanyaan 2:
Menikahkan kecintaan untuk Allah demikian untuk Rasulullah
Karena beliau dicintai dengan petunjuknya yang disampaikan diarahkan untuk Allah. Jadi tidak bisa disamakan kecintaan ke
pada Rasulullah adalah untuk Allah.
Kemarahan Rasul tatkala seorang khatib ceramah menyatakan persamaan Rasul dan Allah Rabbnya.
Dizaman Rasulullah ada khatib tampil didepan Rasulullah mengatakan “barangsiapa bermaksiat kepada keduanya” ada kalimat bahasa Arab huma menyatukan kesamaan Allah dengan Rasul mengakibatkan kemarahan Rasulullah mencela bahwa ini adalah sejelek jeleknya khatib.
Pertanyaan 3 : Bagaimana rasa cinta kepada Malaikat?
Yaitu mencintai hamba yang Allah muliakan tanpa adanya dosa yang dikerjakan mereka. Dan mereka adalah bagian utusan Allah seperti malaikat Jibril alaihisalam
ditugaskan menurunkan kitab-kitab kepada para Nabi dan Rasul. Bagaimana kita tidak mencintai apa yang hamba Alla muliakan demikian mereka diperintah juga untuk kejadian kejadian di alam raya.
Jangan melakukan hal yang menyakiti para malaikat, contoh mendatangi tempat buruk bermaksiat.
Malaikat adalah mahluk sholeh teratas diatas manusia manusia sholeh apakah kita akan cabul didepannya ? atau merokok didepannya ?
Tahiyat jika disebutkan nama nama malaikat misal menyebut alaihisalam dibelakang nama jibril, izrail alaihisalam, ishrofil alaihisalam dll
Pertanyaan 4 :
Bagaimana membedakan alkhauf dan roja’ ? Alkhauf dan roja memiliki keterkaitan.
Pertanyaan 5 :
Alubudiyyah memiliki kenaikan dan bisa turun. Hakikat keimanan menurun bisa bermaksiat tatkala ia kuat maka akan melaksanakan beemacam ibadah.
Penjelasan Rasulullah : Tidaklah seorang berzina itu zina dalam keadaan mukmin.
Assyaikh keadaan maksit ini keimanan dicabut namun tidak dalam kufur
Ibnu Abbas atas hadits diatas ibarat pakaian dicabut Allah (tidak sempurna iman atas Allah).
Seorang yang berdosa bergegas bertaubat kepada Allah
Taubat adalah ubudiyyah yang sangat dicintai
Allah lebih bahagia lebih senang dari kembalinya onta seseorang yang hilang di padang.